Nguri uri Budaya Jawa, Warga Kampung Dipoyudan Gelar Tradisi Nyadran.

                 Nyadran atau ziarah ke makam leluhur, telah menjadi sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat jawa, baik di desa maupun perkotaan. Tradisi ini masih berjalan sampai saat ini, salah satunya di kampung dipoyudan, patuk, ngampilan, kota Yogyakarta. Pada kesempatan ini, Minggu (27/03/2022)  Mantri Pamong Praja Kemantren Ngampilan, Endah Dwi Dinyastuti SE,MM. juga turut hadir dalam kegiatan yang rutin di gelar tiap tahun nya oleh warga kampung Dipoyudan.

                Arak-arakan warga perlahan bertolak menuju areal pemakaman. Iringan kirab kuthomoro, dipimpin oleh sejumlah anak-anak berpakaian ala penari, sembari menebarkan udik-udik atau bunga di sepanjang jalan yang dilalui. Hal ini, bermakna sebagai simbol harapan menebar keberkahan bagi warga. Kuthomoro sendiri merupakan sarana pelengkap ziarah ke makam kagungan dalem, yang dikirim langsung dari keraton Yogyakarta. Kuthomoro berisi ubarampe yang terdiri dari lisah konyoh (minyak wangi), ratus (serbuk kayu cendana) dan yatra tindih (uang untuk membeli bunga). Seluruh ubarampe yang dikirim tersebut, berbau wangi, simbol dari maksud untuk memuliakan, mengharumkan, dan menjunjung tinggi nama baik leluhur yang sudah tiada.

                Sesampainya di lokasi makam, prosesi nyadran pun dimulai. Warga memanjatkan doa untuk arwah leluhur, dipimpin oleh abdi dalem kawedanan pengulon. Bagi masyarakat kampung dipoyudan, tradisi ini memiliki kedudukan yang penting. Tak jarang, warga perantauan menyempatkan pulang kampung ketika tradisi  ini digelar.